Rabu, 22 April 2009

Seri Keuangan Keluarga : Kiat Nyaman Menggunakan Kartu Kredit

Selama ini saya cenderung menulis artikel tentang motivasi, sedikit pelajaran hidup, dan sedikit tentang pendidikan anak. Padahal pada judul blog ada topik tentang keuangan keluarga. Nah, kali ini saya coba mengulas sedikit tentang keuangan keluarga, masalah Kartu Kredit.Kartu Kredit makin marak digunakan masyarakat dan gencar ditawarkan oleh para marketingnya. Umumnya di perkotaan, banyak keluarga, mulai dari Bapak, Ibu bahkan anak-anaknya telah menggunakan kartu kredit,
Kartu Kredit sudah menjadi trend. Ia menjadi salah satu sarana alternatif alat pembayaran (sebagai pengganti uang tunai). Dulunya bahkan mungkin sampai sekarang para marketing Kartu Kredit mengiming-imingi dengan banyak kemudahan dan fasilitas. Tetapi tidak sedikit orang yang terlilit masalah hutang setelah menggunakan kartu kredit.Lantas apa saja keuntungan menggunakan kartu kredit? Bagaimana cara yang nyaman menggunakan kartu kredit agar tidak sampai si pengguna jadi terlilit hutang?
Secara singkat, keuntungan menggunakan kartu kredit adalah :Tidak perlu membawa uang tunai dalam jumlah banyak. Dalam keadaan mendesak (misalkan tiba-tiba sakit dan butuh perawatan) dimana kita sedang tidak memiliki dana tunai, kartu kredit bisa digunakan sebagai pengganti uang jaminan selama limit kredit mencukupi.Penundaan pembayaran hingga 20 – 40 hari, sehingga kita agak leluasa mengatur cashflow (alur pemasukan dan penggunaan uang).Sekarang banyak ditawarkan program reward dan diskon hasil kerjasama Penerbit Kartu Kedit (Bank atau Lembaga Keuangan) dengan Merchant Pedagang, misal toko, restoran, salon, hotel dll).Kemudahan membeli barang yang lumayan mahal dengan cara mencicil bahkan dengan bunga 0%. Kartu kredit jenis tertentu (minimal Gold) biasanya berhak menikmati fasilitas lounge di Bandara sehingga, calon penumpang pesawat terbang bisa menunggu dengan lebih nyaman. Meningkatkan kredibilitas anda dan memudahkan anda bertransaksi jika keluar negeri. Selalu merasa punya uang, namun hal ini pula yang paling penting harus selalu diwaspadai.Sekarang, apa kiat-kiatnya agar kita bisa nyaman dalam menggunakan kartu kredit. Bukan malah jadi terlilit hutang. Berikut sedikit tips yang dapat membantu anda :Gunakan kartu kredit hanya sebagai alat pengganti pembayaran tunai. Bukan untuk aji mumpung bisa membeli banyak keperluan konsumtif yang tidak penting. Usahakan untuk tidak melakukan penarikan tunai dengan kartu kredit anda, karena surcharge (biaya) yang dikenakan untuk itu cukup besar. Rata-rata 6% dari jumlah penarikan tunai.Harus diupayakan untuk selalu membayar penuh tagihan kartu kredit anda dan tepat waktu sehingga anda tidak kena bunga dan denda keterlambatan. Hal ini mengingat bunga kartu kredit cukup mencekik rata-rata 2.75% - 3.75% per bulan. Jika anda tidak terbiasa membayar penuh (dengan alasan pemikiran ini kan kartu kredit, jadi memang untuk sarana berhutang), usahakan anda membayar lebih dari minimum payment agar saldo hutang kartu kredit anda berangsur menurun. Karena jika anda hanya membayar minimum payment dan anda tetap menggesek kartu kredit, maka hutang kartu kredit anda akan semakin bertambah dan akhirnya menyulitkan anda sendiri. Biasakan menggunakan limit kartu kredit hanya dalam batas kemampuan kita sanggup membayarnya setiap jatuh tempo tagihan. Misalkan kita mendapat limit kredit Rp 10.000.000,00 sementara kemampuan kita membayar setiap bulan hanya Rp 5.000.000,00. Jangan menggunakannya lebih dari 5 juta rupiah, kecuali dalam keadaan sangat-sangat dan sangat-sangat mendesak. Jika dalam keadaan mendesak harus menggunakan banyak pengeluaran dengan kartu kredit, pastikan anda sanggup membayarnya. Upayakan ada dana cadangan atau pinjaman lain yang lebih murah bunganya untuk menutupi pemakaian kartu kredit yang besar tsb. Menahan diri membeli keperluan konsumtif yang tidak penting. Harus dipertimbangkan dulu kita memang benar butuh barang tersebut atau hanya hasrat keinginan atau nafsu semata. Saya hanya sedikit berbagi pengalaman, karena banyak teman dan kerabat yang sering meminta saran dan jalan keluar setelah terlilit hutang kartu kredit hingga puluhan bahkan hampir mencapai angka ratusan juta rupiah.Semoga tulisan ini bermanfaat dan mohon koreksi serta masukan dari anda para pembaca jika ada yang kurang pas dalam penyajian tulisan ini. Lanjutkan membaca...

Selasa, 07 April 2009

Fokus Yukk...!!

Menjalani hidup yang beberapa tahun lagi mencapai separuh abad, banyak pelajaran dan pengalaman hidup yang saya alami dan juga saya petik dari orang lain. Saya ingin membahas satu aspek yang saya anggap cukup penting.
Kali ini saya akan mengulas sedikit tentang pentingnya unsur fokus sebagai salah satu kunci sukses keberhasilan. Saya coba bagi unsur fokus dalam kaitannya dengan beberapa kegiatan yang biasa kita lakukan., yaitu dalam bidang pekerjaan dan bisnis, pendidikan anak dan dalam beribadah.


1. Fokus dalam Pekerjaan dan Bisnis.

Sangatlah penting menanamkan unsur fokus dalam aktivitas pekerjaan anda. Pekerjaan apapun yang anda geluti, apakah sebagai karyawan yang digaji bulanan, sebagai tenaga marketing yang dibayar sesuai pencapaian hasil kerja, sebagai wiraswasta atau pemilik usaha, FOKUS adalah suatu keharusan.
Sebagai karyawan, jika anda fokus menjalankan tugas pekerjaan, rata-rata hasil yang dicapai biasanya akan memuaskan. Anda dan atasan anda akan sama-sama merasa senang dan puas atas hasil yang dicapai. Jika sudah demikian biasanya anda mempunyai peluang menduduki posisi penting atau jabatan strategis di perusahaan tempat anda bekerja.
Sama halnya jika anda seorang tenaga marketing. Berdasarkan hasil pengamatan saya terhadap orang-orang yang bekerja di bidang marketing, mereka yang berhasil adalah mereka yang sangat fokus terhadap pekerjaannya. Memang tidak dipungkiri ada juga orang yang sukses dengan banyak project, tetapi mereka fokus pada setiap project-nya . Jika diamati biasanya project mereka pun saling melengkapi.
Sebagai pebisnis juga demikian, begitu anda punya banyak mau dan dikelola sendiri maka anda akan mulai tidak fokus. Konsentrasi pikiran dan aktivitas anda akan terpecah-pecah. Tujuan utama anda mulai buyar sedikit demi sedikit jika tidak segera dibenahi fokus utama anda. Walau ada juga orang yang banyak bisnisnya toh bisa sukses. Tapi ingat, mereka biasanya punya orang-orang yang spesialis fokus dan handal pada bidangnya.
Saya punya pengalaman pribadi yang kurang enak karena tidak fokus dalam bekerja dan berbisnis. Lebih baik anda fokus pada 1 bidang pekerjaan dan benar-benar ditekuni, hasilnya akan lebih baik daripada menekuni 2-3 pekerjaan bahkan lebih. Apalagi jika bisnis atau pekerjaan itu tidak saling mendukung satu sama lain.
Pada saat anda meremehkan unsur fokus, atau perhatian anda mulai terbagi pada hal-hal yang tidak berkaitan dengan pekerjaan anda, konsentrasi anda terpecah. Hal ini dapat mengakibatkan tidak maksimalnya hasil yang akan dicapai.

2. Fokus dalam mengurus keluarga, misal mendidik anak.

Sebagai contoh, Hee Ah Lee, gadis Korea yang menderita Lobster Claw Syndrome (capit kepiting). Dia hanya memiliki 4 jari, masing-masing 2 buah di tangan kiri dan kanan. Namun berkat fokus orang tuanya dalam mendidik dengan ketulusan dan kasih sayang, Hee Ah Lee menjadi seorang pianis (pemain piano) terkenal. Kalaupun tidak sesukses Hee Ah Lee paling tidak prosesnya sudah kita jalani dengan benar karena faktor penentu utama adalah tetap Sang Maha Penguasa alam semesta.
Jika anda tidak fokus ikhlas mencurahkan kasih sayang anda dalam mengurus keluarga dan mendidik anak, anda akan merasa lelah dan kecewa.

3. Fokus dalam beribadah.

Seringkali kita terlena dengan segala kenikmatan dan kenyamanan hidup yang kita rasakan. Semua itu datang darimana? Kita kadang lupa bahwa kenikmatan itu adalah karunia Allah, Tuhan yang Maha Penyayang. Setiap makhluk ciptaanNya telah ditetapkan rizkinya dan pasti ada rizkinya dengan kadar yang berbeda. Jika kita sudah mulai tidak fokus mengingat Allah, seringkali cobaan datang untuk mengingatkan kita agar kembali ke koridor yang telah ditetapkan. Kembali mengingatNya. Karena kita datang dari Dia dan akan kembali kepadaNya…

Saya berkata demikian bukan berarti saya sudah berhasil mempraktekkan semua fokus-fokus tersebut. Kita semua dalam proses belajar menuju keadaan yang lebih baik dan senantiaa mau memperbaiki diri.

Wallahua’lam bissawab.



Lanjutkan membaca...